Bismillah
Episode akhir postingan Bintang Cell akan
dipublish malam ini. Buat yang belum pernah baca…ini yaa Bintang Cell (part one) dan Bintang Cell (part two) nya. Jadi gak kehilangan alur cerita. Hee… Semoga
ada manfaatnya, bisa jadi pembelajaran untuk bisnis-bisnis berikutnya. Insya
Allah amiin :)
Beberapa waktu setelah kami mendengar kontrak kios tak
diperpanjang, kami segera mencari alternatif kios lain. Sambil tetap berharap,
dan ikhtiar, agar jodoh kami dengan kios Bintang Cell yang sudah berdiri masih
diperpanjang. Tak lama..kami pun mendapat kios di daerah rumah mertua. Dekat
dengan jalan raya, namun tidak seramai jalan raya di depan kios sebelumnya. Harga
sewanya pun lebih rendah , 9 juta per tahun. Tanpa pikir panjang kami segera
melunasi biaya sewa kios tersebut selama satu tahun. Perhitungan sewa dimulai
November 2012, sedangkan kontrak kami di kios sebelumnya akan habis 1 Desember
2012. Tak apalah kami merugi satu bulan, daripada luntang-lantung tak ada kepastian.
Kami pun bisa sedikit bernafas lega.
Niat awalnya, jika saja kios Bintang Cell diperpanjang, kios
yang baru ini akan jadi cabang ke2 Bintang Cell. Memang sejak awal impian kami
adalah bisa membuka cabang di tahun 2012 ini. Impian yang terlintas begitu
saja, tak terlalu serius sebenarnya. Hanya candaan dan obrolan ringan antara
saya dan suami. Mengingat baru setahun kami terjun dalam dunia bisnis, belum
terlalu ajeg dan belum banyak pengalaman.
30 November 2012, malam hari. Detik terakhir nasib Bintang
cell dipertaruhkan. Tak juga ada pembicaraan apapun selain “pengusiran tidak
bersopan-santun” melalui penyewa kios sebelah siang tadi. Akhirnya kami memutuskan untuk pindah, malam
itu juga kami pack barang dan pindah ke kios baru. Dimulai tengah malam hingga
jam 3 pagi, proses pindahan baru rampung.
Niat awal hasutan syetan, bahwa kami akan mengacak-acak kios
sebelum pindahan, akhirnya urung kami lakukan. Malaikat berhasil mengalahkan
iblis, keburukan tak boleh dibalas dengan keburukan. Kami hanya mengambil apa
yang menjadi hak kami. Selebihnya, kios kami biarkan utuh apa adanya. Biarlah
musibah ini menjadi pembelajaran untuk kami. Semoga doa kami sebagai pihak yang
dianiaya, dikabulkan oleh Allah swt. Semoga di tempat baru nanti, kami bias mendapat
rejeki lebih lancar dan barokah. Amin..
Sempat tarik ulur niat, haruskan kami pamitan kepada sang
empunya kios ini?? Sedangkan dia sendiri tak mengucapkan sepatah kata pun pada
kami. Alhamdulillah…akhirnya malaikat kembali menang. Esok paginya, kelar
pindahan, kami datang kerumah pemilik kios dan mengembalikan kunci (yang niat
awalnya ingin kami buang) Datang, kembalikan kunci, ucap terimakasih, lantas
segera beranjak pergi. Tak perlu berlama-lama dan beramah-tamah. Kewajiban
sudah dijalankan. Reputasi kami tetap bersih, kami tetap menjadi orang baik ^.^
Mundur sedikit alur cerita, sebelum Bintang Cell benar2
pindah, ada satu cerita menarik lagi di kios yang baru. Menurut sang empunya
(kali ini biasa dipanggil Bu Haji) awalnya kios tersebut ingin dijual. Namun
karena tak urung mendapat pembeli, akhirnya kios disewakan dan kamilah yang
menyewa. Tak lama setelah tandatangan perjanjian diatas materai, Bu Haji
menelpon dan berkata bahwa ada pembeli yang datang. Kami diminta untuk rela
melepas kios tersebut untuk dijual dan kontrak dibatalkan . Dengan berat hati
kami rela melepas dan berjuang dari awal lagi untuk mencari lapak baru.
Singkat kata singkat cerita, sempat terjadi tarik ulur,
apakah kios tersebut jadi dijual atau tidak. Kami kembali dalam situasi yang
tidak pasti. Bu haji menawarkan bagaimana jika kami saja yang membeli kios
tersebut. Harga yang ditawarkan cukup fantastis untuk kami. Tak terbayang
darimana kami mendapat uang sebanyak itu. Suami seorang pegawai, saya ibu
rumah tangga, dengan satu orang anak. Bahkan kami pun belum memiliki rumah,
alias masih tinggal bersama orangtua. Ingin mengajukan pinjaman pun tak ada
harta yang dapat dijadikan sebagai agunan. Kami ingin, tapi ada daya tangan tak
sanggup.
Beberapa kali bu Haji menanyakan kepastian apakah kami mau
membeli kios tersebut, jika tidak maka ada pembeli lain yang berniat membeli,
yang berarti kami harus pindah dan batal kesepakatan sewa yang telah dibuat. Memang kami punya dana, namun hanya sepertiga dari harga yang ditawarkan. Allah Maha
Kuasa atas Segalanya, singkat cerita Alhamdulillah akhirnya kami berhasil membeli
kios tersebut dengan cara berhutang. Ya…benar…kami memberanikan diri untuk
berhutang. Pebisnis besar pasti punya hutang kan yaa? Seperti yang diceritakanoleh salah seorang leader saya di bisnis dBCn, hampir-hampir mirip ceritanya ^.^
Maha besar Allah…doa kami saat mengalami musibah beberapa
hari lalu, ternyata langsung dikabulkan olehNya. Kami pindah tempat usaha,
bahkan langsung bisa membelinya. Kami belum bisa membuka cabang, tapi kami
memiliki sendiri tempat usaha tanpa menyewa kepada orang lain. Terdengar lebih
bagus kan? ^.^
Di kios baru inilah, kami benar2 merasakan merintis bisnis.
Mencari pelanggan, bersabar dengan pendapatan yang masih sedikit. Kami optimis,
Bintang Cell akan terus meningkat seperti yang sebelumya, bahkan lebih berjaya.
Beberapa tahun mendatang akan lahir Bintang Cell cabang ke2, ke3, dan
seterusnya. Amiin ya robbal alamin :)
Kios baru Bintang Cell, efektif per tanggal 3 Desember 2012. Semoga
perjalanan bisnis ini meningkat, aman selamat lancar dan barokah. Untuk
keluarga kecil kami, untuk masa depan Kinan Naufal Mumtazi. Amin :)


0 komentar:
Posting Komentar