Seperti biasa, malam hari adalah saatnya kerja full di depan laptop. Saat si kecil sudah bobo dan tidak ikut-ikutan bundanya sibuk kerja (sibuk versi si kecil adalah narik kabel laptop atau brak brak braaakk keyboard laptop) hehehe...
Mejelang tengah malam, si ayah baru pulang dari konter Bintang Cell, usaha yang kami tekuni sejak akhir tahun 2011. Sembari menemaniku bekerja, ayah bercerita. Tadi di konter ada peminta-minta datang. Yang satu ibu ibu yang kelihatannya buta, dia dituntun oleh seorang anak muda. Berdiri agak lama di depan konter, pemuda tadi mendekati etalase dan kemudian duduk di kursi yang disediakan. Sang ibu buta tadi disuruhnya untuk duduk juga. Kemudian dia tanya - tanya barang yang ada di konter, hingga akhirnya tercipatalah percakapan antara Ayah (A) dan anak muda peminta-minta (P)
P : Mas...ini berapa nih harganya (nunjuk perdana Sm*rtFr*n)
A : Perdananya 8000 aja
P : Kalo vouchernya berapaan?
A : Kayak biasa aja harganya naikin 1000 dari nominalnya. Kalo 20 ya 21 ribu. Kecuali yang 100 harganya tetep 100ribu
P : Oohhh...gitu yaa...iya ni buat ade saya. Modemnya dirumah pake Sm*rtFr*en
#Ayah Bengong#
P : Ehh...jual modemnya juga toh. Berapa nih harganya?
A : Itu sesuai label harga dari sananya. 299ribu mas.
P : Ini cepet kan ya jalannya?
A : Cepet kok...istri saya dirumah juga pake modem ini.
P : Hmmm...yayaya....saya beli vouchernya aja deh mas. Yang 100 tadi harganya 100ribu kan?
A : Iya mas 100ribu.
#si Peminta-minta ngluarin uang recehan dari kantongnya. Berlembar-lembar uang 2000an, sudah dirapikan per 20ribu #
P : Nih mas uangnya...coba diitung dulu jumlahnya 100ribu ya. Maaf ya mas recehan"
A : Gak apa2 mas. Malah seneng saya dapet recehan. Suka susah nyari recehan buat kembalian
#sambil ngitung uang sambil cengar cengir#
Dan akhirnya si Pemuda Peminta-minta tadi pun berlalu dengan mengantongi voucher untuk modem Sm*rtFr*n seharga 100ribu rupiah.
Dan penyesalanku sama Ayah adalah "Kenapa Ayah ga tanya penghasilan dia seharii??"
Yakin dah jadi penasaran sayah :D
Bayangkan...seorang peminta-minta dirumahnya memiliki komputer lengkap dengan modem dan pulsa modem yang sanggup untuk dibeli. 100ribu pula (aku aja cuma isi yang 50ribu). "Pekerjaannya" hanya sebagai peminta-minta atau punya pekerjaan lain diluar itu. Entahlah...
Miris sebenarnya. Ternyata benar menjadi pengemis sudah dijadikan sebagai profesi. Bukan lagi jalan akhir karena memang kondisinya tak memungkinkan untuk bekerja. Sering aku lihat di pinggir2 jalan, banyak pengemis yang masih muda, memiliki anggota tubuh lengkap dan sempurna. Ada juga ibu-ibu berkerumun di perempatan jalan, sedangkan anak-anak mereka (bahkan yang baru mulai belajar berjalan) naik turun angkot menjadi pengamen jalanan saat traffic light berwarna merah. Penyakit sosial ini semakin lama semakin parah. Apalagi saat bulan Ramadhan tiba, banyak muncul peminta-minta dadakan yang mengandalkan belas kasihan orang.
Tapi tidakkah mereka ingat, bahwa "Tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah". Bahwa "Sebaik-baiknya rejeki adalah dari tangannya sendiri (usaha kerjanya sendiri)" . Seorang Nabi pun diperintahkan Allah untuk bekerja dan mencari nafkah bagi keluarganya.
Alhamdulillah...aku diqodarkan untuk bisa berbisnis, berdagang seperti baginda Nabi Muhammad SA. Juga dipertemukan dengan bisnis online oriflame via dbc network. Dengan ikhtiar inilah aku menjemput rezeki dariNYA.
Sempet terpikirkan di benakku, kalo ketemu sama pemuda Peminta-minta itu lagi, mendingan ditawarin katalog oriflame. Trus dikasi brosurnya bisnis via dBC network. Biar dia tau ada peluang bisnis yang bagus, bisa dikerjakan sambil online dirumah. Daripada ngider minta-minta mendingan ngider jualan produk Oriflame kaaann? :D

0 komentar:
Posting Komentar